selamat datang di resensi jadul
blog ini berisi resensi-resensi novel lama yang terkenal
saya Muhammad Fakhri Gusti dari SMAN 54 jakarta sebagai resensator
semoga blog ini bisa bermanfaat bagi para pengunjung :) :)
selamat membaca .
this is my first blog
I'm sorry if this blog is not clear and not good
Sabtu, 24 November 2012
buton dalam gerimis
ANALISIS
NOVEL

Nama : M. Fakhri Gusti
Kelas : X-H
No : 26
IDENTITAS
BUKU
1. Judul
: Buton Dalam Gerimis
2. Pengarang : Drs. La Ode Boa
3. Penerbit : Mitra Gama Widya
4. Tahun terbit : 2000
5. Tebal buku :
100 Halaman
Sinopsis
buton dalam gerimis
Setelah beberapa saat saat menentang badai yang tiba-tiba
menghantam teluk, akhirnya kapal lambelu berhasil merapat di pelabuhan
murhum,BauBau. Lima puluh ribu pengungsi memenuhi daratan buton untuk pergi ke
barak pengungsian, salah satu nya adalah La Ode Fandi, pemuda yang memiliki
postur tubuh tinggi dan atletis, Fandi kehilangan keluarga nya saat kerusuhan
yang terjadi di Ambon dan mengungsi ke kota BauBau. Ke esokan harinhya, Fandi
pergi menemui Kepala sekolah di SMU yg berdekatan untuk memohon agar bisa
bersekolah dan Kepala sekolah mengijikannya.
Sementara itu waktu pun terus bergulir persediangan ke
uangan untuk para pengungsi menipis, menyadari itu fandi termotivikasi untuk mencari
cara untuk membantu para pengungsi, berhari-hari ia berpikir sampai akhirnya ia
bertemu seorang kakek di gua dekat keratin, kakek itu mengatakan agar menggelar
acara malam amal. Fandi pun mengajak temannya untuk menyiapkan acara tersebut.
Tak di sangka acara malam amal sangat sukses, banyak para
dermawan yang memberikan sumbangan.
Uang pun terkumpul sebesar RP40 jt, setengah nya di
gunakan untuk membeli kayu, dan sisa ia masukan ke dalam tas, di tengah
perjalanan tas Fandi di rebut oleh perampok, Fandi pun mengejarnya namun ia
terjebak ke dalam markas perampok, ia pun di hajar sampai pingsan, setelah
Fandi siuman dan kesehatannya membaik, ia pergi membuntuti kawanan perampok
yang sebernya adalah kelompok pengacau di wakatobi, Fandi mendengar rencana mereka
yang akan meledakan kapal Lambelu, Fandi pun melapor ke polisi dan usaha
kelompok pengacau pun dapat di gagalkan.
Ke esokan hari nya pun Fandi melakukan aksi pengintaian
di rumah panggung para pengacau, namun usahanya di ketahuan oleh anggota kelompok
pengacau, Fandi di hajar hingga pingsan dan di seret ke dalam mobil. Sudah
seminggu Fandi menghilang membuat para pengungsi di buton merasa sedih,
Sementara itu kelompok pengacau melakukan terror di dalam
kota dan memasang bom di suatu pertokoan, semua pengunjung pun berlarian keluar
menyelamat kan diri, sesaat kemudian Fandi keluar dengan bom yang berhasil ia
jinakan, polisi pun merasa lega lalu Fandi menceritakan bahwa ia mendengar
rencana pengoboman oleh kelompok pengacau, dan saat ia sedang di sekap ia dapat
membebaskan diri.
Fandi semakin terkenal. Ia pun di sanjung masyarakat
Buton. Sumbangan untuk para pengungsi pun semakin bertambah namun jumlah
pengungsi korban kerusuhan Ambon meningkat dan Ia berniat untuk mengirimkan
bantuan ke semua kecamatan di Ambon dan menyerukan persatuan, kerukunan dan
mewaspadai segala bentuk penghasutan. Rombongan Fandi pun di sambut hangat di
setiap kecamatan yang ia kunjungi, namun saat keberangkatan rombongan Fandi
yang di kawal polisi ke kecamatan Pasarwajo tertunda karena mesin kapal tidak
bisa dihidupkan, setengah saat kapal sudah melaju lagi, sebuah speedboat
tiba-tiba menyalip dan menembaki kapal, tembakannya pun dib alas oleh para
polisi sehingga membuat para pengacau itu kabur, akibat kejadian itu bantuan
untuk para pengungsi terpaksa di turunkan di dermaga Banabungi dan meminta
utusan kecamatan untuk mengambilnya.
Beberapa hari kemudian Fandi berniat untuk melakukan aksi
yang sangat berbahaya, ia pergi menuju sebuah rumah yang biasanya di
gunakan sebagai tempat pertemuan
komplotan pengacau.
Saat itu semua anggota kelompok pengacau sedang meminum
minuman keras dan mabuk, ia pun menyeret seorang sopir kelompok pengacau yang
sedang mabuk berat di dalam mobil dan membawanya ke kantor polisi dan meminta
bantuan polisi untuk menangkap kelompok pengacau.
Fandi menyamar sebagai sopir dan memasuki rumah komplotan
pengacau dan berbicara dengan pemimpin kelompok pengacau, Roger, Roger
membicarakan tentang kerusuhan dan penjarahan besar-besaran, sesaat kemudian
polisi masuk dan mengepung rumah tersebut, semua anggota kelompok pengacau yang
berada di rumah itu dapat di tangkap. Hari di mana rencana kerusuhan
besar-besaran pun tidak terjadi karena tidak ada yang memberikan komando.
Setelah itu Fandi pun melanjut kan pembagian bantuan ke
pulau Lakodo setelah selesai ia pulang menaiki kapal feri yang cukup padat
karena bertepatan dengan acara festival keraton di BauBau yang akan di laksanakan tiga hari lagi, di
kapal feri itu Fandi bertemu dengan adiknya Yanti yang sudah lama hilang, Fandi
sangat terharu karena tidak menyangka adiknya masih hidup.
Tiga hari kemudian Fandi, Yanti dan Rahayu pergi ke
festival keratin, sesampainya di sana Rahayu di sapa oleh Randi yang salah satu
anggota kelompok pengacau, dan ia ingin berbicara dengan Fandi di warung kopi
di bawah benteng. Saat berbicara dengan Fandi, Randi naik emosi dan menghajar
Randi, perkelahian pun tak dapat terelakan, keduanya sama-sama kuat sehingga
Randi mengeluarkan keris yang bertuliskan kakak dalam huruf Wolio dan menusuk
perut Fandi, lalu Fandi terbanting ke tanah dan kerisnya lepas ke tanah,
tampaklah tulisan adik dalam huruf Wolia di keris Fandi. Randi pun terkejut dan
ia mengambil keris Fandi dan di satukan dengan miliknya lalu Randi menusukan
keris itu ke tubuhnya sendiri. Randi terkapar
di sebelah Fanda dan keduanya pun meninggal. Para kerabat pun
berdatangan untuk mengantarkan kedua jenazah itu ke tempat peristirahatan terakhir.
“keduanya adalah cicit dari pemilik keris itu” kata ayah
randi kepada segenap masyarakat.
Analisis
Unsur Instrinsik
·
Alur : Campuran karena novel ini mempunyai
Alur maju, lalu
mundur, lalu maju lagi
·
Latar :
1. Tempat :A. Kota BauBau( Hal 1. Kalimat 1.
*akhirnya kapal Lambelu berhasil merapat di pelabuhan Murhum, BauBau
B. Pulau Wakatobi (Hal 71.
Kalimat 2. *Pulau Wangi Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko yang sering di
singkat menjadi Wakatobi ternyata jaraknya kurang lebih sama*
C. Keraton Wolio (Hal 96. Par
2. Kalimat 2. *Semua rombongan berpawai menuju daratan tinggi Keraton Wolio*
2. Waktu
:A. Siang( Hal 1. Par 2. *Siang itu, cuaca
memang kurang
bersahabat
B. Pagi
(Hal 7. Kalimat 2. *Sebernya
masih terlalu
pagi saat ia memasuki kompleks . , sekolah*
C. Malam (Hal 38. Par 3. Kalimat
2. *
Hampir setiap
malam ia keluar untuk memata-matai
gerakan
komplotan pengacau
3. Suasana
:A. Sedih, Haru (Hal 5. Par 5. Kalimat
3.`*Masih tergiang tangis adiknya yang ,
di seret dalam kegelapan
B.
Mencekam (Hal 72. Par 3. * Dua kali . tembakan merobek permukaan laut di depan , speedboat
·
Tema : Perubahan, Persatuan dan Keadilan
·
Amanat : Walaupun kita dalam kondisi yang susah,
kita harus tetap menolong sesama dan kita harus memberantas kejahatan
·
Tokoh : Fandi Randi
Ilham Jufran
Taufik Kepala
Sekolah
Edi Rahayu
Pak Nasir Bu Nasir
Serka Jayusman Serka Alimudding
·
Penokohan
:
1. Fandi :Baik hati, Pemberani, Cerdas( Hal 10. Par 2. *Berhari-hari Fandi
memikirkan cara agar penderitaan pengungsi dapat segera berakhir*
2. Kepala Sekolah : Baik hati
(Hal 8. Par 3. *Boleh. Besok, kamu sudah bisa mengikuti pelajaran*
3. Taufik,Ilham,Jufran dan Edi
: Kompak dan Baik (hal 18. Par 3. *Setelah berembembuk, kelima itu segera
melaksanakan tugas mengundang rekan-rekan untuk menghadiri pertemuan hari
Minggu.*
4. Rahayu: Baik hati , Pengertian(
Hal 60 Par 3. *”siapa penyumbang terakhir, Fik”
“ Rahayu”
“Lima juta?” potong Fandi pelan*
5. Pak dan Bu Nasir: Baik
hati, Suka menolong(hal 32 Par 3. * kami bermaksud mengajak Nak Fandi untuk
pulang ke rumah, bujuk pak Nasir*
6. Serka Jayusman dan
Alimudding : Pemberani (Hal 72. Par 3. Kalimat 2. *Peluru mendesing di atas
kepala kedua orang polisi yang sedang merayap di lantai kapal*
7. Roger : Angkuh, Kasar,
Pendendam(Hal 43. Par 3. *Plaak …,Plaaak …Plaak! Tamparan mendarat di pipi tiga
orang anak buah nya*
8. Randi : Kasar, Berjiwa
kuat(Hal 97. Par 3. *”Hentikan Khotbah mu, keparat!” potong Randi naik pitam*
·
Sudut Pandang : Orang Pertama Pelaku Utama
Analisis
Unsur Ekstrinsik
v Nilai
Moral
: *Sumbangan untuk para pengungsi yang ia tangani bersama teman-temanya semakin
bertambah* (Hal 59)
v Nilai
Agama
: *“ya Tuhan, teguhkanlah hati hamba-Mu ini,” desis Fandi mengenang peristiwa
yang telah merenggut nyawa orang-orang yang paling ia cintai* (Hal 5)
v Nilai
Budaya
: *Saat itu tampak para penumpang feri
cukup padat, karena bertepatan dengan akan dilaksanakannya acara Festival
Keraton di BauBau* (Hal 91)
resensi novel si dul anak jakarta
Tugas
Resensi
Nama : M.Fakhri.Gusti
Kelas :XI-IPA 3
NO :24
Sinopsis
Abdul Hamid biasa dipanggil si Dul adalah seorang anak yang baik dia sangat
menghormati orang tuanya dan dia senang bermain dengan baik laki-laki ataupun perempuan. Pada suatu hari si Dul
sedang bermain dengan Asnah, mereka bermain masak masakan.Sapii teman Dul yang
lain ikut bermain tetapi dia sedang kesal karena ada yang menggangunya tadi,
Sapii adalah anak pemarah,dan ringan tangan. Sehingga permainan tadi
terganggu karena Sapii melampiaskan marahnya di situ.Asnah pun menangis karena
semua mainannya rusak dan akhirnya melempar Sapii dengan cabai dan lari ke
pohon sauh,mata Sapii terasa pedas dia ingin membalas tetapi dia takut karena
asnah membawa pisau.Si Dul yang sedang menggambil barang dirumahnya itu pun
dengar Asnah menangis dam ia mendekatinya dan bertanya mengapa ia mengangis,
Asnah tidak menjawab tetapi ia melihat Sapii berada di dekat tempatnya bermain
tadi dan semua barang berantakan.Akhirnya si Dul mendekati Sapii dan bertanya
mengapa Asnah menangis, tetapi Sapii malah menantang Si Dul berkelahi. Si Dul
pun berpikir badan Sapii yang lebih besar tidak masalah tetapi dia bersama
denga Saari.Akhirnya berkelahilah mereka Sapii tertinju beberapa kali kemudia
meminta bantuan Saari, Saari akan menangkap Si Dul dari belakang tapi terkena
tendangan si Dul anak anak kampung mengerumuni sambil menyemangati si Dul dan
Sapii.Ibu si Dul yang mendengar kegaduhan di luar rumah akhirnya keluar dan
menghentikan perkelahian,anak anak berlari meninggalkan tempat itu Sapii
menatap si Dul dengan penuh napsu ingin berkelahi sambil berkata "Awas lu!
Kalo ketemu nanti gue hajar".Si Dul pulang kerumah bersama ibunya.
Sesampai dirumah si Dul diamandikan ibunya.Setelah mandi dia tidak boleh keluar
rumah. Si Dul bermain sendirian dirumah, meski pintu pagar terbuka dia tidak
berani keluar takut durhaka kepada orang tua.Dia duduk dan berpikir kalau
ketemu Sapii lagi, dia akan memukul perutnya dan membanting kepalanya sampai makan
tanah.Akhirnya dia bermain di halaman rumah tetapi tidak melewati pagar.Si Dul
bermain dengan Asnah dan teman perempuannya yang lain tidak terasa waktu sudah
sore Si Dul harus mengaji.Si Dul mengaji dirumah engkonnya,Uak Salim biasa ia
dipanggil,ia adalah mantan jawara dikampung sehingga orang takut
kepadanaya.Matanya tinggal satu yang kiri tetapi tiada yang tau kenapa mata
yang kanan itu karena setiap ditannya ia pasti marah.Tetapi setelah matanya
tinggal satu ia jadi orang baik mengajar mengaji anak anak.Meski begitu kadang
kadang sedikit keluar juga sifat bengis semasa mudanya itu.Ia mendapat uang
dari sedekah anak anak mengaji, sedekahnya itu dibelinya kambing sehingga
sehabis mengaji anak anak mendapat giliran piket membersihkan ruangan dan
memberi makan kambing.Sekarang giliran si Dul memberi makan.Tetapi si Dul kesal
dengan kambing kambing itu karena pernah ia dibawa lari keliling kampung
ditarik kambing.Ia bergiliran mencari makan bersama Amje karena jauh dari hutan
mereka pum berencana untuk mengambil daun di pekarangan orang si Dul yang
memanjat.Saat si Dul mendapat beberapa ranting si Amje teriak maling dan
ranting itu jatuh kemudian dibawa kabur Amje. Pemilik rumah mengejar si Dul
sambil membawa kayu si Dul merasa takut tetapi ia berasil lolos dan saat sampai
kandang sudah diliatnya ranting yang ia dapat tadi.Enkongnya bertanya kepada si
Dul "Mane daun lu Dul" si Dul Menjawab "tu udah sama milik
Amje",Engkonya memarahinya karena dikirannya si Dul berbohong.Si Dul
bertemu Amje di perjalanannya pulang, si Dul marah kepada Amje karena telah
membohonginya.Mereka berkelai dengan hebat dan si Amje terluka dan pulang
kerumah sedangkan si Dul terkena gigitan Amje di lengannya.Ibu si Dul
mengetahui dan memarahi si Dul sedangkan bapaknya malah menyuruhnya makan dan
berganti baju,akhirnya bapak si Dul bercerita saat dia masih kecil dia sama
seperti si Dul malah lebih parah lagi,dia jawara di kampungnya.Lebaran hampir
tiba si Dul berkata ingin sekolah tetapi bapaknya bilang si Dul anak kampung
yang seharusnya mengaji saja.keesokan harinya Ibu si Dul mendapatkan berita
jika istrinya kecelakaan dan meninggal dunia.
Setelah 7 hari berlalu kesengsaraan lebih terasa semua
barang telah habis terjual dan akhirnya ibu si Dul memikirkan suatu pekerjaan
berjualan nasi ulam si Dul yang berjualan karena Enkongya melarang wanita
keluar rumah untuk bekerja.Lama waktu telah berlalu kehidupan si Dul mulai
membaik, Ibunya pun sudah mempunyai suami baru.Si Dul juga punya saudara tiri
bernama marjuki.Tetapi sesungguhnya engkonya tidak menyetujuinya, apalagi agama
dari lelaki itu tidak jelas.bapak tiri si Dul berniat menyekolahkan si Dul
tetapi tidak boleh sama engkongnya.Anak betawi tidak perlu sekolah yang penting
shalat dan mengaji.Sekolah tidak dibawa mati tidak ada gunanya.Tetapi sifat
engkonya memang seperi itu jika ada kemauan harus dituruti.Pak lurah mengetahui
hal itu kemudian menyuruh Dul bersekolah dan dia akan bilang kepada
engkonya.Keinginan si Dul tercapai,meski tidak mendapat ijin penuh dari Uak
Salim.
Unsur Instrinsik
Tema :Kehidupan seorang anak pedesaan, di
mana anak-anak
perkampungan tersebut tidak diharuskan untuk sekolah.
Mereka diwajibkan
belajar ngaji dari pagi sampai malam
Tokoh : Si Dul
Mpok Amne
Uak Salim
Marzuki
Bapak si Dul
Asnah
Amje
Sapii
Bang tong
Pak lurah
Penokohan :
1.
Si Dul : seorang bocah yang periang, senang bermain, tetapi selalu
membantu dan sayang kepada orang tuanya
Pembuktian: “memang si Dul sangat takut kepada ibu bapaknya,
jangan kan melawan, membantah pun ia tidak mau.”hal 21 paragraf 2
2.
Mpok Amne ; Ibunya Dul , sangat mencintai keluarganya, Penurut
Pembuktian:”gimane yang baik pikiran abang, aye nurut”. Hal 80
paragraf 2
3.
Uak Salim : Ayahnya Mpok Am, dia suka memaksakan kehendak orang
lain
Pembuktian:”Memang dari dahulu mereka marah kepadanya karena ibu
si Dul tak suka menurut kemauannya”.hal 53 Paragraf 3
4.
Marzuki : Ayah tiri si Dul ,baik hati dan pengertian
Pembuktian: “Bagaimana pikiran engkau Am,kalo si Dul kita masukin
ke sekolah sama-sama dengan marjuki”.Hal 79 paragraf 3
5.
Bapak si Dul : Pengertian dan Perhatian
Pembuktian:”sebenarnya memang senang hatinya melihat anaknya
selalu berkelahi itu”. hal 46 paragraf 2
6.
Asnah : periang, baik hati ,suka menolong
Pembuktian: “Kasihan, dong dul!”. Hal 25 paragraf 4
7.
Amje : penentang, badung dan tidak setia kawan
Pembuktian: “kenapa lo bodoh, mau aja di perdayain orang”. Hal44
parafraf 3
8.
Sapii : cepat marah dan ringan tangan
Pembuktian: “gue gasak kepalanye, nungging makan tanah”. Hal 18
paragraf 2
9.
Bang tong : pemarah dan suka menuduh
Pembuktian: “ini lagi! Tukang maling, tukang nyolong! Anak haram
jadah! Awas lu”. Hal 43 paragraf 1
10.
Pak lurah : adil dan bijaksana
Pembuktian:”Nanti aye dating pada bapak lu kasi tau, supaya die
jangan bikin begitu lagi”.Hal 82 paragraf 4
Gaya bahasa: menggunakan konflik
batin
|
NO
|
Tempat
|
Waktu
|
Suasana
|
|
1
|
Di bawah pohon sauh
|
pagi
|
Ribut, marah
|
|
2
|
Di rumah
|
pagi
|
gaduh, ceria
|
|
3
|
Di rumah bang salim
|
sore
|
khusyuk
|
|
4
|
Di rumah
|
malam
|
Sedih,haru
|
|
5
|
Di rumah bang salim
|
petang
|
Mencekam
|
|
6
|
Di sekolah
|
pagi
|
Riang
|
Sudut pandang :Orang ketiga
Amanat : 1. Saling tolong menolong
2. Pantang
menyerah dan tabah dalam menjalani cobaan
3.
Berjuanglah dalam menggapai cita-cita
4.
Patuhilah perintah orang tua
5.
menuntut ilmu dan bersembahyang itu sama-sama penting
Unsur Ekstrinsik
Sosial :
Kehidupan sehari-hari seorang anak di sebuah kampung
yang memiliki adat betawi yang kental
Kebudayaan : kebudayaan masyarakat betawi yang masih
sangat kental
Agama :
Ranjin mengaji,sholat dan mematuhi perkataan orang tua
Ekonomi :
Saling tolong menolong terhadap orang yang kesusahan
Perjuangan Si Dul
Indetitas Buku
Judul Buku : Si Dul Anak Jakarta
Karya : Aman DT.Madjoindo
Penerbit :Balai
Pustaka
Tahun Terbit :14
April 2000
Cetakan Ke :26
Tebal Buku :
86 Halaman
Dalam menumbuhkan daya khayal anak-anak, diperlukan
beragam tema dari buku-buku cerita, misalnya, cerita yang sedih dan
mengharukan, cerita yang heroic penuh semangat kepahlawanan, Namun buku yang
ini mengandung tema yang agak lain yakni cerita yang penuh kejenakaan.
Buku ini menceritakan masa
kanak-kanak sampai dengan saat masuk sekolah. Kisah dibuka dengan adegan Si Dul
dan kawan-kawannya anak-anak perempuan bermain rujakan, yang betul-betul
bisa dimakan dan dibayar pakai pecahan genteng. Si Dul adalah anak tunggal. Ketika ayahnya
mengalami kecelakaan dan meninggal dunia mulailah ia mengalami kesusahan. Ia
membantu ibunya menjual kue berkeliling kampung. Memang masih ada engkongnya
Uak Salim, tapi perlakuannya untuk Dul tidak seperti kepada seorang cucu yang
disayangi, Dul kerap dimarahi. Saat lebaran ia memakai kemeja baru dan
celana pendek datang ke rumah engkong, tetapi engkong tidak mau menyalaminya
karena. Akhirnya ibu si Dul menikah lagi. Saat memasuki usia sekolah,
ayah tiri Dul menyuruhnya bersekolah. Tentu saja Dul ingin sekali ke
sekolah tetapi ketika ibunya mpok Am minta ijin kepada engkongnya, tapi
engkongnya menolaknya sambil marah.Akhirnya Dul pun tetap masuk sekolah.
Buku ini menarik karena sang
penulis menuliskan buku ini dengan bahasa yang santai dan juga banyak kalimat
yang lucu sehingga pembaca bisa merasa terhibur dengan ketika membaca buku ini,
tidak hanya itu buku ini pun juga memiliki cerita yang layak di terima karena
buku ini sangat menghibur, menarik dan banyak sekali hikmah yang bisa diambil
dalam buku ini untuk di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan dari buku ini adalah
pengarang terlalu banyak menggunakan bahasa tradisional sehingga tidak semua
pembaca dapat mengerti maksut penulis tersebut dan banyak menggunakan kata
kasar yang kurang baik untuk di contoh.
Disamping menarik dan menghibur
buku ini sangat banyak mengandung amanat yang dapat di ambil dari kehidupan
masyarakat betawi pada zaman dahulu, jadi buku ini sangat bagus di baca untuk
semua kalangan terutama kalangan remaja untuk membentuk kepribadian diri yang
baik.
Langganan:
Komentar (Atom)