Sabtu, 24 November 2012

buton dalam gerimis



ANALISIS NOVEL
813145.jpg











Nama : M. Fakhri Gusti
Kelas  : X-H
No       : 26






IDENTITAS BUKU


1. Judul                : Buton Dalam Gerimis

 2. Pengarang       : Drs. La Ode Boa

 3. Penerbit           : Mitra Gama Widya

 4. Tahun terbit      : 2000

 5.  Tebal buku       : 100 Halaman











Sinopsis buton dalam gerimis
Setelah beberapa saat saat menentang badai yang tiba-tiba menghantam teluk, akhirnya kapal lambelu berhasil merapat di pelabuhan murhum,BauBau. Lima puluh ribu pengungsi memenuhi daratan buton untuk pergi ke barak pengungsian, salah satu nya adalah La Ode Fandi, pemuda yang memiliki postur tubuh tinggi dan atletis, Fandi kehilangan keluarga nya saat kerusuhan yang terjadi di Ambon dan mengungsi ke kota BauBau. Ke esokan harinhya, Fandi pergi menemui Kepala sekolah di SMU yg berdekatan untuk memohon agar bisa bersekolah dan Kepala sekolah mengijikannya.
Sementara itu waktu pun terus bergulir persediangan ke uangan untuk para pengungsi menipis, menyadari itu fandi termotivikasi untuk mencari cara untuk membantu para pengungsi, berhari-hari ia berpikir sampai akhirnya ia bertemu seorang kakek di gua dekat keratin, kakek itu mengatakan agar menggelar acara malam amal. Fandi pun mengajak temannya untuk menyiapkan acara tersebut.
Tak di sangka acara malam amal sangat sukses, banyak para dermawan yang memberikan sumbangan.
Uang pun terkumpul sebesar RP40 jt, setengah nya di gunakan untuk membeli kayu, dan sisa ia masukan ke dalam tas, di tengah perjalanan tas Fandi di rebut oleh perampok, Fandi pun mengejarnya namun ia terjebak ke dalam markas perampok, ia pun di hajar sampai pingsan, setelah Fandi siuman dan kesehatannya membaik, ia pergi membuntuti kawanan perampok yang sebernya adalah kelompok pengacau di wakatobi, Fandi mendengar rencana mereka yang akan meledakan kapal Lambelu, Fandi pun melapor ke polisi dan usaha kelompok pengacau pun dapat di gagalkan.
Ke esokan hari nya pun Fandi melakukan aksi pengintaian di rumah panggung para pengacau, namun usahanya di ketahuan oleh anggota kelompok pengacau, Fandi di hajar hingga pingsan dan di seret ke dalam mobil. Sudah seminggu Fandi menghilang membuat para pengungsi di buton merasa sedih,
Sementara itu kelompok pengacau melakukan terror di dalam kota dan memasang bom di suatu pertokoan, semua pengunjung pun berlarian keluar menyelamat kan diri, sesaat kemudian Fandi keluar dengan bom yang berhasil ia jinakan, polisi pun merasa lega lalu Fandi menceritakan bahwa ia mendengar rencana pengoboman oleh kelompok pengacau, dan saat ia sedang di sekap ia dapat membebaskan diri.
Fandi semakin terkenal. Ia pun di sanjung masyarakat Buton. Sumbangan untuk para pengungsi pun semakin bertambah namun jumlah pengungsi korban kerusuhan Ambon meningkat dan Ia berniat untuk mengirimkan bantuan ke semua kecamatan di Ambon dan menyerukan persatuan, kerukunan dan mewaspadai segala bentuk penghasutan. Rombongan Fandi pun di sambut hangat di setiap kecamatan yang ia kunjungi, namun saat keberangkatan rombongan Fandi yang di kawal polisi ke kecamatan Pasarwajo tertunda karena mesin kapal tidak bisa dihidupkan, setengah saat kapal sudah melaju lagi, sebuah speedboat tiba-tiba menyalip dan menembaki kapal, tembakannya pun dib alas oleh para polisi sehingga membuat para pengacau itu kabur, akibat kejadian itu bantuan untuk para pengungsi terpaksa di turunkan di dermaga Banabungi dan meminta utusan kecamatan untuk mengambilnya.
Beberapa hari kemudian Fandi berniat untuk melakukan aksi yang sangat berbahaya, ia pergi menuju sebuah rumah yang biasanya di gunakan  sebagai tempat pertemuan komplotan pengacau.
Saat itu semua anggota kelompok pengacau sedang meminum minuman keras dan mabuk, ia pun menyeret seorang sopir kelompok pengacau yang sedang mabuk berat di dalam mobil dan membawanya ke kantor polisi dan meminta bantuan polisi untuk menangkap kelompok pengacau.
Fandi menyamar sebagai sopir dan memasuki rumah komplotan pengacau dan berbicara dengan pemimpin kelompok pengacau, Roger, Roger membicarakan tentang kerusuhan dan penjarahan besar-besaran, sesaat kemudian polisi masuk dan mengepung rumah tersebut, semua anggota kelompok pengacau yang berada di rumah itu dapat di tangkap. Hari di mana rencana kerusuhan besar-besaran pun tidak terjadi karena tidak ada yang memberikan komando.
Setelah itu Fandi pun melanjut kan pembagian bantuan ke pulau Lakodo setelah selesai ia pulang menaiki kapal feri yang cukup padat karena bertepatan dengan acara festival keraton di BauBau  yang akan di laksanakan tiga hari lagi, di kapal feri itu Fandi bertemu dengan adiknya Yanti yang sudah lama hilang, Fandi sangat terharu karena tidak menyangka adiknya masih hidup.
Tiga hari kemudian Fandi, Yanti dan Rahayu pergi ke festival keratin, sesampainya di sana Rahayu di sapa oleh Randi yang salah satu anggota kelompok pengacau, dan ia ingin berbicara dengan Fandi di warung kopi di bawah benteng. Saat berbicara dengan Fandi, Randi naik emosi dan menghajar Randi, perkelahian pun tak dapat terelakan, keduanya sama-sama kuat sehingga Randi mengeluarkan keris yang bertuliskan kakak dalam huruf Wolio dan menusuk perut Fandi, lalu Fandi terbanting ke tanah dan kerisnya lepas ke tanah, tampaklah tulisan adik dalam huruf Wolia di keris Fandi. Randi pun terkejut dan ia mengambil keris Fandi dan di satukan dengan miliknya lalu Randi menusukan keris itu ke tubuhnya sendiri. Randi terkapar  di sebelah Fanda dan keduanya pun meninggal. Para kerabat pun berdatangan untuk mengantarkan kedua jenazah itu ke tempat peristirahatan terakhir.
“keduanya adalah cicit dari pemilik keris itu” kata ayah randi kepada segenap masyarakat.

Analisis Unsur Instrinsik

·        Alur       : Campuran karena novel ini mempunyai Alur maju, lalu 
                          mundur, lalu maju lagi
·        Latar       :  
1.   Tempat    :A. Kota BauBau( Hal 1. Kalimat 1. *akhirnya kapal Lambelu berhasil merapat di pelabuhan Murhum, BauBau
                  B. Pulau Wakatobi (Hal 71. Kalimat 2. *Pulau Wangi Wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko yang sering di singkat menjadi Wakatobi ternyata jaraknya kurang lebih sama*
                  C. Keraton Wolio (Hal 96. Par 2. Kalimat 2. *Semua rombongan berpawai menuju daratan tinggi Keraton Wolio*

                            2.  Waktu      :A. Siang( Hal 1. Par 2. *Siang itu, cuaca    
                                  memang kurang bersahabat      
                                                  B. Pagi (Hal 7. Kalimat 2. *Sebernya                    
                                masih terlalu pagi saat ia memasuki kompleks .        ,                               sekolah*                                                                   
                                                  C. Malam (Hal 38. Par 3. Kalimat 2. *  
                                Hampir setiap malam ia keluar untuk memata-matai    
                                gerakan komplotan pengacau
                             3.  Suasana   :A. Sedih, Haru (Hal 5. Par 5. Kalimat  
                                                    3.`*Masih tergiang tangis adiknya yang  ,                                                  di  seret dalam kegelapan

                                                    B. Mencekam (Hal 72. Par 3. * Dua kali                             .                          tembakan merobek permukaan laut di depan                                    ,                          speedboat


·        Tema         : Perubahan, Persatuan dan Keadilan



·        Amanat      : Walaupun kita dalam kondisi yang susah, kita harus tetap menolong sesama dan kita harus memberantas kejahatan

·        Tokoh              : Fandi                           Randi
                            Ilham                           Jufran
                            Taufik                          Kepala Sekolah
                            Edi                               Rahayu
                            Pak Nasir                    Bu Nasir
                            Serka Jayusman         Serka Alimudding
                         

·        Penokohan   : 1. Fandi :Baik hati, Pemberani, Cerdas( Hal 10. Par 2. *Berhari-hari Fandi memikirkan cara agar penderitaan pengungsi dapat segera berakhir*
                                                 
                2. Kepala Sekolah : Baik hati (Hal 8. Par 3. *Boleh. Besok, kamu sudah bisa mengikuti pelajaran*
               
                 3. Taufik,Ilham,Jufran dan Edi : Kompak dan Baik (hal 18. Par 3. *Setelah berembembuk, kelima itu segera melaksanakan tugas mengundang rekan-rekan untuk menghadiri pertemuan hari Minggu.*

                4. Rahayu: Baik hati , Pengertian( Hal 60 Par 3. *”siapa penyumbang terakhir, Fik”
     “ Rahayu”
      “Lima juta?” potong Fandi pelan*

                 5. Pak dan Bu Nasir: Baik hati, Suka menolong(hal 32 Par 3. * kami bermaksud mengajak Nak Fandi untuk pulang ke rumah, bujuk pak Nasir*

                  6. Serka Jayusman dan Alimudding : Pemberani (Hal 72. Par 3. Kalimat 2. *Peluru mendesing di atas kepala kedua orang polisi yang sedang merayap di lantai kapal*

                 7. Roger : Angkuh, Kasar, Pendendam(Hal 43. Par 3. *Plaak …,Plaaak …Plaak! Tamparan mendarat di pipi tiga orang anak buah nya*

                 8. Randi : Kasar, Berjiwa kuat(Hal 97. Par 3. *”Hentikan Khotbah mu, keparat!” potong Randi naik pitam*


·        Sudut Pandang   : Orang Pertama Pelaku Utama

Analisis Unsur Ekstrinsik

v Nilai Moral : *Sumbangan untuk para pengungsi yang ia tangani bersama teman-temanya semakin bertambah* (Hal 59)

v Nilai Agama : *“ya Tuhan, teguhkanlah hati hamba-Mu ini,” desis                   Fandi mengenang peristiwa yang telah merenggut nyawa orang-orang yang paling ia cintai* (Hal 5)

v  Nilai Budaya : *Saat itu  tampak para penumpang feri cukup padat, karena bertepatan dengan akan dilaksanakannya acara Festival Keraton di BauBau* (Hal 91)                  



                                    



4 komentar: