Tugas
Resensi
Nama : M.Fakhri.Gusti
Kelas :XI-IPA 3
NO :24
Sinopsis
Abdul Hamid biasa dipanggil si Dul adalah seorang anak yang baik dia sangat
menghormati orang tuanya dan dia senang bermain dengan baik laki-laki ataupun perempuan. Pada suatu hari si Dul
sedang bermain dengan Asnah, mereka bermain masak masakan.Sapii teman Dul yang
lain ikut bermain tetapi dia sedang kesal karena ada yang menggangunya tadi,
Sapii adalah anak pemarah,dan ringan tangan. Sehingga permainan tadi
terganggu karena Sapii melampiaskan marahnya di situ.Asnah pun menangis karena
semua mainannya rusak dan akhirnya melempar Sapii dengan cabai dan lari ke
pohon sauh,mata Sapii terasa pedas dia ingin membalas tetapi dia takut karena
asnah membawa pisau.Si Dul yang sedang menggambil barang dirumahnya itu pun
dengar Asnah menangis dam ia mendekatinya dan bertanya mengapa ia mengangis,
Asnah tidak menjawab tetapi ia melihat Sapii berada di dekat tempatnya bermain
tadi dan semua barang berantakan.Akhirnya si Dul mendekati Sapii dan bertanya
mengapa Asnah menangis, tetapi Sapii malah menantang Si Dul berkelahi. Si Dul
pun berpikir badan Sapii yang lebih besar tidak masalah tetapi dia bersama
denga Saari.Akhirnya berkelahilah mereka Sapii tertinju beberapa kali kemudia
meminta bantuan Saari, Saari akan menangkap Si Dul dari belakang tapi terkena
tendangan si Dul anak anak kampung mengerumuni sambil menyemangati si Dul dan
Sapii.Ibu si Dul yang mendengar kegaduhan di luar rumah akhirnya keluar dan
menghentikan perkelahian,anak anak berlari meninggalkan tempat itu Sapii
menatap si Dul dengan penuh napsu ingin berkelahi sambil berkata "Awas lu!
Kalo ketemu nanti gue hajar".Si Dul pulang kerumah bersama ibunya.
Sesampai dirumah si Dul diamandikan ibunya.Setelah mandi dia tidak boleh keluar
rumah. Si Dul bermain sendirian dirumah, meski pintu pagar terbuka dia tidak
berani keluar takut durhaka kepada orang tua.Dia duduk dan berpikir kalau
ketemu Sapii lagi, dia akan memukul perutnya dan membanting kepalanya sampai makan
tanah.Akhirnya dia bermain di halaman rumah tetapi tidak melewati pagar.Si Dul
bermain dengan Asnah dan teman perempuannya yang lain tidak terasa waktu sudah
sore Si Dul harus mengaji.Si Dul mengaji dirumah engkonnya,Uak Salim biasa ia
dipanggil,ia adalah mantan jawara dikampung sehingga orang takut
kepadanaya.Matanya tinggal satu yang kiri tetapi tiada yang tau kenapa mata
yang kanan itu karena setiap ditannya ia pasti marah.Tetapi setelah matanya
tinggal satu ia jadi orang baik mengajar mengaji anak anak.Meski begitu kadang
kadang sedikit keluar juga sifat bengis semasa mudanya itu.Ia mendapat uang
dari sedekah anak anak mengaji, sedekahnya itu dibelinya kambing sehingga
sehabis mengaji anak anak mendapat giliran piket membersihkan ruangan dan
memberi makan kambing.Sekarang giliran si Dul memberi makan.Tetapi si Dul kesal
dengan kambing kambing itu karena pernah ia dibawa lari keliling kampung
ditarik kambing.Ia bergiliran mencari makan bersama Amje karena jauh dari hutan
mereka pum berencana untuk mengambil daun di pekarangan orang si Dul yang
memanjat.Saat si Dul mendapat beberapa ranting si Amje teriak maling dan
ranting itu jatuh kemudian dibawa kabur Amje. Pemilik rumah mengejar si Dul
sambil membawa kayu si Dul merasa takut tetapi ia berasil lolos dan saat sampai
kandang sudah diliatnya ranting yang ia dapat tadi.Enkongnya bertanya kepada si
Dul "Mane daun lu Dul" si Dul Menjawab "tu udah sama milik
Amje",Engkonya memarahinya karena dikirannya si Dul berbohong.Si Dul
bertemu Amje di perjalanannya pulang, si Dul marah kepada Amje karena telah
membohonginya.Mereka berkelai dengan hebat dan si Amje terluka dan pulang
kerumah sedangkan si Dul terkena gigitan Amje di lengannya.Ibu si Dul
mengetahui dan memarahi si Dul sedangkan bapaknya malah menyuruhnya makan dan
berganti baju,akhirnya bapak si Dul bercerita saat dia masih kecil dia sama
seperti si Dul malah lebih parah lagi,dia jawara di kampungnya.Lebaran hampir
tiba si Dul berkata ingin sekolah tetapi bapaknya bilang si Dul anak kampung
yang seharusnya mengaji saja.keesokan harinya Ibu si Dul mendapatkan berita
jika istrinya kecelakaan dan meninggal dunia.
Setelah 7 hari berlalu kesengsaraan lebih terasa semua
barang telah habis terjual dan akhirnya ibu si Dul memikirkan suatu pekerjaan
berjualan nasi ulam si Dul yang berjualan karena Enkongya melarang wanita
keluar rumah untuk bekerja.Lama waktu telah berlalu kehidupan si Dul mulai
membaik, Ibunya pun sudah mempunyai suami baru.Si Dul juga punya saudara tiri
bernama marjuki.Tetapi sesungguhnya engkonya tidak menyetujuinya, apalagi agama
dari lelaki itu tidak jelas.bapak tiri si Dul berniat menyekolahkan si Dul
tetapi tidak boleh sama engkongnya.Anak betawi tidak perlu sekolah yang penting
shalat dan mengaji.Sekolah tidak dibawa mati tidak ada gunanya.Tetapi sifat
engkonya memang seperi itu jika ada kemauan harus dituruti.Pak lurah mengetahui
hal itu kemudian menyuruh Dul bersekolah dan dia akan bilang kepada
engkonya.Keinginan si Dul tercapai,meski tidak mendapat ijin penuh dari Uak
Salim.
Unsur Instrinsik
Tema :Kehidupan seorang anak pedesaan, di
mana anak-anak
perkampungan tersebut tidak diharuskan untuk sekolah.
Mereka diwajibkan
belajar ngaji dari pagi sampai malam
Tokoh : Si Dul
Mpok Amne
Uak Salim
Marzuki
Bapak si Dul
Asnah
Amje
Sapii
Bang tong
Pak lurah
Penokohan :
1.
Si Dul : seorang bocah yang periang, senang bermain, tetapi selalu
membantu dan sayang kepada orang tuanya
Pembuktian: “memang si Dul sangat takut kepada ibu bapaknya,
jangan kan melawan, membantah pun ia tidak mau.”hal 21 paragraf 2
2.
Mpok Amne ; Ibunya Dul , sangat mencintai keluarganya, Penurut
Pembuktian:”gimane yang baik pikiran abang, aye nurut”. Hal 80
paragraf 2
3.
Uak Salim : Ayahnya Mpok Am, dia suka memaksakan kehendak orang
lain
Pembuktian:”Memang dari dahulu mereka marah kepadanya karena ibu
si Dul tak suka menurut kemauannya”.hal 53 Paragraf 3
4.
Marzuki : Ayah tiri si Dul ,baik hati dan pengertian
Pembuktian: “Bagaimana pikiran engkau Am,kalo si Dul kita masukin
ke sekolah sama-sama dengan marjuki”.Hal 79 paragraf 3
5.
Bapak si Dul : Pengertian dan Perhatian
Pembuktian:”sebenarnya memang senang hatinya melihat anaknya
selalu berkelahi itu”. hal 46 paragraf 2
6.
Asnah : periang, baik hati ,suka menolong
Pembuktian: “Kasihan, dong dul!”. Hal 25 paragraf 4
7.
Amje : penentang, badung dan tidak setia kawan
Pembuktian: “kenapa lo bodoh, mau aja di perdayain orang”. Hal44
parafraf 3
8.
Sapii : cepat marah dan ringan tangan
Pembuktian: “gue gasak kepalanye, nungging makan tanah”. Hal 18
paragraf 2
9.
Bang tong : pemarah dan suka menuduh
Pembuktian: “ini lagi! Tukang maling, tukang nyolong! Anak haram
jadah! Awas lu”. Hal 43 paragraf 1
10.
Pak lurah : adil dan bijaksana
Pembuktian:”Nanti aye dating pada bapak lu kasi tau, supaya die
jangan bikin begitu lagi”.Hal 82 paragraf 4
Gaya bahasa: menggunakan konflik
batin
|
NO
|
Tempat
|
Waktu
|
Suasana
|
|
1
|
Di bawah pohon sauh
|
pagi
|
Ribut, marah
|
|
2
|
Di rumah
|
pagi
|
gaduh, ceria
|
|
3
|
Di rumah bang salim
|
sore
|
khusyuk
|
|
4
|
Di rumah
|
malam
|
Sedih,haru
|
|
5
|
Di rumah bang salim
|
petang
|
Mencekam
|
|
6
|
Di sekolah
|
pagi
|
Riang
|
Sudut pandang :Orang ketiga
Amanat : 1. Saling tolong menolong
2. Pantang
menyerah dan tabah dalam menjalani cobaan
3.
Berjuanglah dalam menggapai cita-cita
4.
Patuhilah perintah orang tua
5.
menuntut ilmu dan bersembahyang itu sama-sama penting
Unsur Ekstrinsik
Sosial :
Kehidupan sehari-hari seorang anak di sebuah kampung
yang memiliki adat betawi yang kental
Kebudayaan : kebudayaan masyarakat betawi yang masih
sangat kental
Agama :
Ranjin mengaji,sholat dan mematuhi perkataan orang tua
Ekonomi :
Saling tolong menolong terhadap orang yang kesusahan
Perjuangan Si Dul
Indetitas Buku
Judul Buku : Si Dul Anak Jakarta
Karya : Aman DT.Madjoindo
Penerbit :Balai
Pustaka
Tahun Terbit :14
April 2000
Cetakan Ke :26
Tebal Buku :
86 Halaman
Dalam menumbuhkan daya khayal anak-anak, diperlukan
beragam tema dari buku-buku cerita, misalnya, cerita yang sedih dan
mengharukan, cerita yang heroic penuh semangat kepahlawanan, Namun buku yang
ini mengandung tema yang agak lain yakni cerita yang penuh kejenakaan.
Buku ini menceritakan masa
kanak-kanak sampai dengan saat masuk sekolah. Kisah dibuka dengan adegan Si Dul
dan kawan-kawannya anak-anak perempuan bermain rujakan, yang betul-betul
bisa dimakan dan dibayar pakai pecahan genteng. Si Dul adalah anak tunggal. Ketika ayahnya
mengalami kecelakaan dan meninggal dunia mulailah ia mengalami kesusahan. Ia
membantu ibunya menjual kue berkeliling kampung. Memang masih ada engkongnya
Uak Salim, tapi perlakuannya untuk Dul tidak seperti kepada seorang cucu yang
disayangi, Dul kerap dimarahi. Saat lebaran ia memakai kemeja baru dan
celana pendek datang ke rumah engkong, tetapi engkong tidak mau menyalaminya
karena. Akhirnya ibu si Dul menikah lagi. Saat memasuki usia sekolah,
ayah tiri Dul menyuruhnya bersekolah. Tentu saja Dul ingin sekali ke
sekolah tetapi ketika ibunya mpok Am minta ijin kepada engkongnya, tapi
engkongnya menolaknya sambil marah.Akhirnya Dul pun tetap masuk sekolah.
Buku ini menarik karena sang
penulis menuliskan buku ini dengan bahasa yang santai dan juga banyak kalimat
yang lucu sehingga pembaca bisa merasa terhibur dengan ketika membaca buku ini,
tidak hanya itu buku ini pun juga memiliki cerita yang layak di terima karena
buku ini sangat menghibur, menarik dan banyak sekali hikmah yang bisa diambil
dalam buku ini untuk di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan dari buku ini adalah
pengarang terlalu banyak menggunakan bahasa tradisional sehingga tidak semua
pembaca dapat mengerti maksut penulis tersebut dan banyak menggunakan kata
kasar yang kurang baik untuk di contoh.
Disamping menarik dan menghibur
buku ini sangat banyak mengandung amanat yang dapat di ambil dari kehidupan
masyarakat betawi pada zaman dahulu, jadi buku ini sangat bagus di baca untuk
semua kalangan terutama kalangan remaja untuk membentuk kepribadian diri yang
baik.
makasih ya mas sangat membantu tugas bahasa indonesiaku mas :)
BalasHapusSama sama mba
HapusAlhamdullilah jika bermanfaat
Bagus, kembang kan bakat mu nak.
BalasHapus