Sabtu, 24 November 2012

resensi novel si dul anak jakarta



Tugas Resensi
 













Nama : M.Fakhri.Gusti
Kelas  :XI-IPA 3
NO      :24





Sinopsis
 Abdul Hamid biasa dipanggil si Dul adalah seorang anak yang baik dia sangat menghormati orang tuanya dan dia senang bermain dengan baik laki-laki ataupun perempuan. Pada suatu hari si Dul sedang bermain dengan Asnah, mereka bermain masak masakan.Sapii teman Dul yang lain ikut bermain tetapi dia sedang kesal karena ada yang menggangunya tadi, Sapii adalah anak pemarah,dan ringan tangan. Sehingga permainan tadi  terganggu karena Sapii melampiaskan marahnya di situ.Asnah pun menangis karena semua mainannya rusak dan akhirnya melempar Sapii dengan cabai dan lari ke pohon sauh,mata Sapii terasa pedas dia ingin membalas tetapi dia takut karena asnah membawa pisau.Si Dul yang sedang menggambil barang dirumahnya itu pun dengar Asnah menangis dam ia mendekatinya dan bertanya mengapa ia mengangis, Asnah tidak menjawab tetapi ia melihat Sapii berada di dekat tempatnya bermain tadi dan semua barang berantakan.Akhirnya si Dul mendekati Sapii dan bertanya mengapa Asnah menangis, tetapi Sapii malah menantang Si Dul berkelahi. Si Dul pun berpikir badan Sapii yang lebih besar tidak masalah tetapi dia bersama denga Saari.Akhirnya berkelahilah mereka Sapii tertinju beberapa kali kemudia meminta bantuan Saari, Saari akan menangkap Si Dul dari belakang tapi terkena tendangan si Dul anak anak kampung mengerumuni sambil menyemangati si Dul dan Sapii.Ibu si Dul yang mendengar kegaduhan di luar rumah akhirnya keluar dan menghentikan perkelahian,anak anak berlari meninggalkan tempat itu Sapii menatap si Dul dengan penuh napsu ingin berkelahi sambil berkata "Awas lu! Kalo ketemu nanti gue hajar".Si Dul pulang kerumah bersama ibunya. Sesampai dirumah si Dul diamandikan ibunya.Setelah mandi dia tidak boleh keluar rumah. Si Dul bermain sendirian dirumah, meski pintu pagar terbuka dia tidak berani keluar takut durhaka kepada orang tua.Dia duduk dan berpikir kalau ketemu Sapii lagi, dia akan memukul perutnya dan membanting kepalanya sampai makan tanah.Akhirnya dia bermain di halaman rumah tetapi tidak melewati pagar.Si Dul bermain dengan Asnah dan teman perempuannya yang lain tidak terasa waktu sudah sore Si Dul harus mengaji.Si Dul mengaji dirumah engkonnya,Uak Salim biasa ia dipanggil,ia adalah mantan jawara dikampung sehingga orang takut kepadanaya.Matanya tinggal satu yang kiri tetapi tiada yang tau kenapa mata yang kanan itu karena setiap ditannya ia pasti marah.Tetapi setelah matanya tinggal satu ia jadi orang baik mengajar mengaji anak anak.Meski begitu kadang kadang sedikit keluar juga sifat bengis semasa mudanya itu.Ia mendapat uang dari sedekah anak anak mengaji, sedekahnya itu dibelinya kambing sehingga sehabis mengaji anak anak mendapat giliran piket membersihkan ruangan dan memberi makan kambing.Sekarang giliran si Dul memberi makan.Tetapi si Dul kesal dengan kambing kambing itu karena pernah ia dibawa lari keliling kampung ditarik kambing.Ia bergiliran mencari makan bersama Amje karena jauh dari hutan mereka pum berencana untuk mengambil daun di pekarangan orang si Dul yang memanjat.Saat si Dul mendapat beberapa ranting si Amje teriak maling dan ranting itu jatuh kemudian dibawa kabur Amje. Pemilik rumah mengejar si Dul sambil membawa kayu si Dul merasa takut tetapi ia berasil lolos dan saat sampai kandang sudah diliatnya ranting yang ia dapat tadi.Enkongnya bertanya kepada si Dul "Mane daun lu Dul" si Dul Menjawab "tu udah sama milik Amje",Engkonya memarahinya karena dikirannya si Dul berbohong.Si Dul bertemu Amje di perjalanannya pulang, si Dul marah kepada Amje karena telah membohonginya.Mereka berkelai dengan hebat dan si Amje terluka dan pulang kerumah sedangkan si Dul terkena gigitan Amje di lengannya.Ibu si Dul mengetahui dan memarahi si Dul sedangkan bapaknya malah menyuruhnya makan dan berganti baju,akhirnya bapak si Dul bercerita saat dia masih kecil dia sama seperti si Dul malah lebih parah lagi,dia jawara di kampungnya.Lebaran hampir tiba si Dul berkata ingin sekolah tetapi bapaknya bilang si Dul anak kampung yang seharusnya mengaji saja.keesokan harinya Ibu si Dul mendapatkan berita jika istrinya kecelakaan dan meninggal dunia.
Setelah 7 hari berlalu kesengsaraan lebih terasa semua barang telah habis terjual dan akhirnya ibu si Dul memikirkan suatu pekerjaan berjualan nasi ulam si Dul yang berjualan karena Enkongya melarang wanita keluar rumah untuk bekerja.Lama waktu telah berlalu kehidupan si Dul mulai membaik, Ibunya pun sudah mempunyai suami baru.Si Dul juga punya saudara tiri bernama marjuki.Tetapi sesungguhnya engkonya tidak menyetujuinya, apalagi agama dari lelaki itu tidak jelas.bapak tiri si Dul berniat menyekolahkan si Dul tetapi tidak boleh sama engkongnya.Anak betawi tidak perlu sekolah yang penting shalat dan mengaji.Sekolah tidak dibawa mati tidak ada gunanya.Tetapi sifat engkonya memang seperi itu jika ada kemauan harus dituruti.Pak lurah mengetahui hal itu kemudian menyuruh Dul bersekolah dan dia akan bilang kepada engkonya.Keinginan si Dul tercapai,meski tidak mendapat ijin penuh dari Uak Salim.




Unsur Instrinsik

Tema           :Kehidupan seorang anak pedesaan, di mana anak-anak  
                     perkampungan tersebut tidak diharuskan  untuk sekolah.
                          Mereka  diwajibkan  belajar ngaji dari pagi sampai malam

Tokoh : Si Dul
              Mpok Amne
              Uak Salim
              Marzuki
              Bapak si Dul
              Asnah
              Amje
              Sapii
              Bang tong
              Pak lurah

Penokohan  :
1.   Si Dul : seorang bocah yang periang, senang bermain, tetapi selalu membantu dan sayang kepada orang tuanya
Pembuktian: “memang si Dul sangat takut kepada ibu bapaknya, jangan kan melawan, membantah pun ia tidak mau.”hal 21 paragraf 2
2.   Mpok Amne ; Ibunya Dul , sangat mencintai keluarganya, Penurut
Pembuktian:”gimane yang baik pikiran abang, aye nurut”. Hal 80 paragraf 2
3.   Uak Salim : Ayahnya Mpok Am, dia suka memaksakan kehendak orang lain
Pembuktian:”Memang dari dahulu mereka marah kepadanya karena ibu si Dul tak suka menurut kemauannya”.hal 53 Paragraf 3
4.   Marzuki : Ayah tiri si Dul ,baik hati dan pengertian
Pembuktian: “Bagaimana pikiran engkau Am,kalo si Dul kita masukin ke sekolah sama-sama dengan marjuki”.Hal 79 paragraf 3
5.   Bapak si Dul : Pengertian dan Perhatian
Pembuktian:”sebenarnya memang senang hatinya melihat anaknya selalu berkelahi itu”. hal 46 paragraf 2
6.   Asnah : periang, baik hati ,suka menolong
Pembuktian: “Kasihan, dong dul!”. Hal 25 paragraf 4
7.   Amje : penentang, badung dan tidak setia kawan
Pembuktian: “kenapa lo bodoh, mau aja di perdayain orang”. Hal44 parafraf 3
8.   Sapii : cepat marah dan ringan tangan
Pembuktian: “gue gasak kepalanye, nungging makan tanah”. Hal 18 paragraf 2
9.   Bang tong : pemarah dan suka menuduh
Pembuktian: “ini lagi! Tukang maling, tukang nyolong! Anak haram jadah! Awas lu”. Hal 43 paragraf 1
10.       Pak lurah : adil dan bijaksana
Pembuktian:”Nanti aye dating pada bapak lu kasi tau, supaya die jangan bikin begitu lagi”.Hal 82 paragraf 4

Gaya bahasa: menggunakan konflik batin


NO
Tempat
Waktu
Suasana
1
Di bawah pohon sauh
pagi
Ribut, marah
2
Di rumah
pagi
gaduh, ceria
3
Di rumah bang salim
sore
khusyuk
4
Di rumah
malam
Sedih,haru
5
Di rumah bang salim
petang
Mencekam
6
Di sekolah
pagi
Riang


Sudut pandang :Orang ketiga


Amanat : 1. Saling tolong menolong
               2. Pantang menyerah dan tabah dalam menjalani cobaan
               3. Berjuanglah dalam menggapai cita-cita
               4. Patuhilah perintah orang tua
               5. menuntut ilmu dan bersembahyang itu sama-sama penting
Unsur Ekstrinsik
Sosial            : Kehidupan sehari-hari seorang anak di sebuah kampung 
                       yang memiliki adat betawi yang kental

Kebudayaan : kebudayaan masyarakat betawi yang masih sangat kental

Agama          : Ranjin mengaji,sholat dan mematuhi perkataan orang tua

Ekonomi       : Saling tolong menolong terhadap orang yang kesusahan















Resensi
Perjuangan Si Dul

Indetitas Buku
Judul Buku        : Si Dul Anak Jakarta
Karya                : Aman DT.Madjoindo
Penerbit            :Balai Pustaka
Tahun Terbit     :14 April 2000
Cetakan Ke       :26
Tebal Buku        : 86 Halaman

Dalam menumbuhkan daya khayal anak-anak, diperlukan beragam tema dari buku-buku cerita, misalnya, cerita yang sedih dan mengharukan, cerita yang heroic penuh semangat kepahlawanan, Namun buku yang ini mengandung tema yang agak lain yakni cerita yang penuh kejenakaan.
Buku ini menceritakan masa kanak-kanak sampai dengan saat masuk sekolah. Kisah dibuka dengan adegan Si Dul dan kawan-kawannya anak-anak perempuan bermain rujakan, yang betul-betul  bisa dimakan  dan dibayar pakai pecahan genteng. Si Dul adalah anak tunggal.  Ketika ayahnya mengalami kecelakaan dan meninggal dunia mulailah ia mengalami kesusahan. Ia membantu ibunya menjual kue berkeliling kampung. Memang masih ada engkongnya Uak Salim, tapi perlakuannya untuk Dul tidak seperti kepada seorang cucu yang disayangi, Dul kerap dimarahi. Saat lebaran ia memakai  kemeja baru dan celana pendek datang ke rumah engkong, tetapi engkong tidak mau menyalaminya karena. Akhirnya ibu si Dul menikah lagi. Saat memasuki usia sekolah, ayah tiri Dul menyuruhnya bersekolah. Tentu saja Dul ingin sekali  ke sekolah tetapi ketika ibunya mpok Am minta ijin kepada engkongnya,  tapi engkongnya menolaknya sambil marah.Akhirnya Dul pun tetap masuk sekolah.
Buku ini menarik karena sang penulis menuliskan buku ini dengan bahasa yang santai dan juga banyak kalimat yang lucu sehingga pembaca bisa merasa terhibur dengan ketika membaca buku ini, tidak hanya itu buku ini pun juga memiliki cerita yang layak di terima karena buku ini sangat menghibur, menarik dan banyak sekali hikmah yang bisa diambil dalam buku ini untuk di terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan dari buku ini adalah pengarang terlalu banyak menggunakan bahasa tradisional sehingga tidak semua pembaca dapat mengerti maksut penulis tersebut dan banyak menggunakan kata kasar yang kurang baik untuk di contoh.
Disamping menarik dan menghibur buku ini sangat banyak mengandung amanat yang dapat di ambil dari kehidupan masyarakat betawi pada zaman dahulu, jadi buku ini sangat bagus di baca untuk semua kalangan terutama kalangan remaja untuk membentuk kepribadian diri yang baik.




3 komentar: